JAKARTA -- Kehadiran si Raja Dangdut Rhoma Irama memberikan efek
disignifikan terhadap perolehan suara Partai Kebangkita Bangsa (PKB) di
Pemilu Legislatif (Pileg) 2014.
Bahkan, Lingkaran Survei Indonesia menyebut efek Rhoma lebih
maksimal ketimbang efek Joko Widodo yang diusung sebagai calon presiden
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Menurut Peneliti LSI Toto Izul Fatah, efek Rhoma bisa membuat PKB menembus perolehan suara mendekati 10 persen di pileg ini.
"Efek Rhoma Irama belum bisa diterima kalangan elit, tetapi
diterima di kalangan akar rumput," kata Toto kepada wartawan di Kantor
LSI, di Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (9/4).
Seperti diketahui, Hasil hitung cepat LSI berdasarkan 90,35
persen data yang masuk sampai pukul 19.20, Rabu (9/4), menempatkan PDIP
di posisi teratas dengan raihan 19,77 persen.
Posisi kedua Partai Golkar 14,61 persen, ketiga Partai Gerindra 11,80 persen dan keempat Partai Demokrat 9,73 persen.
Di posisi kelima ada PKB 9,07 persen, PAN 7,47 persen, PPP 7,08
persen, Partai Nasdem 6,27 persen dan PKS 6,61 persen serta Hanura 5,26
persen. Sedangkan PBB hanya memeroleh 1,36 persen dan PKPI 0,97 persen.
Sampel dalam hitung cepat ini diambil dari 2.000 dari 546.645
Tempat Pemungutan Suara (TPS) di seluruh Indonesia. Margin of error
kurang lebih satu persen sementara tingkat partisipasi pemilh (voters
turn out) 65,98 persen.
Peneliti LSI Rully Akbar menambahkan, selain efek Rhoma, PKB
diuntungkan dengan pemilih yang berasal dari warga Nadhlatul Ulama.
Selain itu, lanjut dia, dukungan dana dari bos Lion Air Rusdi Kirana
yang bergabung dengan PKB, juga memiliki peran penting mendongkrak
perolehan suara PKB.
Menurut Toto, popularitas Joko Widodo tidak terlalu signifikan
meningkatkan perolehan suara PDI Perjuangan. Sebelumnya, kata dia,
banyak pihak memprediksi pencapresan Jokowi sebelum pileg akan
meningkatkan perolehan suara partai banteng hingga mencapai 30 persen.
"Tapi ternyata efek Jokowi tidak berpengaruh," kata dia. Sebab,
ia menambahkan, pemilih Jokowi belum tentu memilih PDIP dan sebaliknya
pemilih PDIP belum tentu memilih Jokowi.
No comments:
Post a Comment