Sunday 16 March 2014

Merasa Dikhianati, Prabowo: Apa Salah Saya ke Megawati?

 Merasa Dikhianati, Prabowo: Apa Salah Saya ke Megawati? 
 
Ingkar janji Megawati atas perjanjian Batutulis memang sangat menyesakkan bagi Prabowo Subianto. Sang Jenderal merasa sangat kecewa atas tindakan Megawati yang berlaku tidak sesuai perjanjian tersebut.
 
Dalam perjanjian tersebut terdapat poin yang menyebutkan bila PDIP akan mendukung pencapresan Prabowo dalam pemilu 2014. Saat ditanyakan kepada Probowo mengenai kekecewaannya, ia justru melontarkan pertanyaan serupa kepada awak media.
 
"Kalau Anda di pihak saya bagaimana? Kalau Anda ada di pihak saya, Anda kecewa tidak? Bagaimana rasanya?," tegas Letjen Purnawiraan ini dengan nada tingg, saat ditemui sebelum keberangkatan kampanye di Halim Perdana Kusuma, Ahad (16/3) pagi.
 
Dewan pembina partai Gerindra ini menjelaskan perjanjian Batutulis merupakan perjanjian antara dua pihak saat tahun 2009. Saat itu Prabowo diminta menjadi wakil dari Megawati. Prabowo menambahkan saat itu dia dan kader seluruh partainya merasa sangat cocok dengan Megawati dan partainya.
 
"Kita berjuang sama-sama, kita sama-sama nasionalis," ujar Prabowo. Dengan adanya perjanjian Batutulis itu Prabowo merasa bisa memajukan kebaikan bangsa dan negara.
 
Hanya saja Prabowo tidak mengerti dengan sikap Megawati saat ini. Sebuah perjanjian ini awalnya untuk kebaikan, namun dengan dinamika politik yang berkembang secara tiba-tiba berubah begitu saja.
 
"Kalau perjanjian mau diakhiri kan bisa saja. Tapi, saya diberitahu. Kalau tidak cocok kan bisa saja," tutur Prabowo.
 
Prabowo mengatakan dirinya sudah coba menghubungi Megawati untuk pembahasan mengenai ini beberapa bulan ke belakang. Namun, sampai saat ini belum ada itikad baik dari putri Soekarno itu.
 
"Saya tidak mengerti apa salah saya. Karena saya selalu menghormati beliau," lanjut Probowo

Pendiri Facebook Protes ke Obama




Pendiri Facebook, Mark Zuckerberg mengungkapkan bahwa dirinya frustasi lantaran laporan yang menyebut National Security Agency (NSA) memata-matai pengguna Facebook. Badan intelijen Amerika Serikat ini juga dilaporkan menyamar sebagai server Facebook atau melakukan tindakan spoofing (menipu).

Dilansir 
Engadget, Jumat (14/3/2014), laporan mengungkap dokumen NSA yang menunjukan bagaimana mereka menginfeksi 'jutaan' komputer dengan malware dan menyamar sebagai server Facebook. NSA membantah aksi memata-matai pengguna Facebook tersebut.

Mark Zuckerberg mengungkapkan pentingnya kepercayaan publik dalam menggunakan jejaring sosial di internet. Baginya, ini membuat frustasi dan membingungkan. Sehingga, Mark menghubungi President Obama secara langsung untuk mengatakan apa yang ia rasakan.

Mark juga mengatakan bahwa Facebook bekerja untuk membuat layanannya lebih aman dengan enkripsi. Selain itu, jejaring sosial populer ini memiliki protokol aman untuk trafik dan membantu pengguna menangani masalah pada layanan.

Sebagai respon dari panggilan telefon Mark kepada Obama, Public Affairs NSA menyatakan bahwa laporan yang santer diberitakan ini tidak akurat. "NSA tidak menggunakan kemampuan teknis untuk meniru situs web perusahaan AS (Facebook). Juga tidak menargetkan setiap pengguna jasa internet global  tanpa kewenangan hukum yang tepat," kata NSA.

Seperti diberitakan, 
NSA dikabarkan mengintai pengguna komputer lewat Facebook. Aksi spoofing ini memungkinkan NSA membuat website palsu untuk menyamar sebagai situs Facebook. Kemudian, setiap pengguna yang membuka situs jejaring sosial palsu tersebut langsung disuntikkan oleh malware ke dalam sistem komputer pribadinya