Tema
: Pembangunan Sumber Daya Manusia dan IPTEK.
Moderator
: Prof. Wikorita Karnawati. (Wakil Rektor Universitas Gajah Mada/ UGM).
KPU :
Tema
ini menjadi penting karena tema ini menjadi sebuah refleksi mengenai peran
Indonesia di depan negara-negara lain, bagaimana Indonesia bisa berdiri di atas
kaki sendiri.
Moderator : Selamat malam
hadirin, malam ini kita akan membahas tentang pembangunan sumber daya manusia
dan IPTEK, dan saya adalah moderator malam ini.
SEGMEN
I : PENYAMPAIAN VISI MISI CAWAPRES
Jusuf
Kalla :
Hari
ini kita berbicara mengenai Sumber daya manusia dan IPTEK. Konstitusi
mengajarkan kepada kita bahwa Bangsa harus memastikan pemberdayaan kepada ilmu
pengetahuan.
Apabila
kita berbicara tentang SDM kita berbicara tentang bangsa karena berbicara SDM
berarti berbicara tentang objek dan subjek bangsa yakni manusianya. Berbicara
tentang pengetahuan artinya berbicara tentang pendidikan dan pengembangan
teknologi.
Kita
belajar dari bangsa lain, dimana bangsa maju karena perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologinya.
Apa
yang harus kita lakukan untuk meningkatkan pengetahuan kita, yakni kita harus
meningkatkan system pendidikan kita. Kita sudah memiliki lembaga-lembaga
seperti BPPT, Universitas dan lain-lain. Kita harus menggunakan lembaga ini
sebagai tombak ujung pengembangan pendidikan.
Tentu
kita butuhkan usaha untuk pembangunan itu semua., sehingga mudah-mudahan
melalui acara ini, kita bisa mengetahui apa yang paling kita butuhkan di
Indonesia.
Hatta
:
Kita
sangat tergantung kepada kualitas sumber daya manusia yang sangat bergantung
kepada dua factor yakni pendidikan dan kesehatan.
Prabowo
dan hatta berkeyakinan kita maju jika SDM dan penguasan IPTEK menjadi pilar
utama pembangunan bangsa.
Kata
kunci adalah sejauh mana kita bisa membuat seluruh bangsa Indonesia menikmati
pendidikan secara inklusif, berkeadilan, sejauh mungkin dan merata.
Kita
harus memperluas akses dan jangkauan pendidikan, Karena itu kita mencanangkan
wajib belajar 12 tahun.
IPTEK
harus dikembangkan, bagaimana IPTEK dapat membangun bangsa dan bagaimana
pengembangan IPTEK menjamin keberlangsungan pengelolaan Sumber daya alam.
Terkait
kesehatan, kita memastikan untuk akses BPJS semakin diperhatikan, dan akses
kesehatan kepada seluruh rakyat.
Kita
harus memastikan bahwa seluruh rakyat mendapatkan akses pengembangan inovasi
dan akses kesehatan dan akses kepada pendidikan itu poin kita. Terima kasih.
SEGMEN II : PENAJAMAN VISI MISI CAWAPRES
Moderator
:
Mohon
bapak untuk mempertajam lagi bagaimana bapak bisa menjalankan pendidikan
inklusif, berkelanjutan, dan berkeadilan sebagaimana kita mengetahui anggaran
kita terbatas untuk hal itu, serta bapak menjelaskan lebih lagi bagaimana
meningkatkan produktivitas pengembangan inovasi di dalam keterbatasan dan
darimana anggaran itu bisa kita dapatkan ?
Hatta
:
Negara
wajib melaksanakan pengembangan sumber daya alam diatur oleh pasal 31. Tentu
kita harus menyiapkan anggaran itu. Untuk membangun pusat-pusat inovasi menjadi
penting karena itu menjadi alat kita untuk meningkatkan daya saing bangsa kita.
Prabowo
Hatta mempersiapkan untuk inklusif dan berkeadilan tersebut, kita menyiapkan
anggaran, meningkatkan dua kali lipat biaya operasional, dan mempersiapkan
sepuluh trilliun untuk hal tersebut dalam jangka waktu 5 tahun ke depan,
Kita
harus mengembangkan pendanaan tersebut untuk tiga hal utama.
- Kualitas
- Keterjangkauan
- Guru harus kita tambah sedikitnya 800 ribu dan kualitas serta kesejahteraannya.
IPTEK
akan seiring dengan pengembangan SDM dan kualitas bangsa Indonesia.
Kita
yakin bisa bangun dengan memperhatikan hal tersebut.
Moderator
:
Bapak
menyoroti system pendidikan yang menekankan di bidang budi pekerti. Pendidikan
budi pekerti tentu membutuhkan waktu dan proses yang lama, bagaimana bapak
yakin mampu menyusun sistem pendidikan ini dalam keperiodean bapak dan
bagaimana bapak yakin mampu menangani gap kesenjangan untuk pengembangan
Inovasi nantinya ?
Jusuf
Kalla :
Pengembangan
budi pekerti bisa dilakukan di semua mata pelajaran. Kita bisa melakukan di
mata pelajaran sejarah, mata pelajaran matematika seperti kedisiplinan.
Contohnya
di pendidikan mata pelajaran bahasa Indonesia, kita bisa membuat cerita heroik
di dalamnya. Seperti cerita kancil yang cenderung menipu bisa kita hilangkan
dan hal-hal lain.
Kita
mengenal revolusi mental membutuhkan proses. Ini menjadi penting karena kita
harus mengevaluasi mengenai kualitas guru juga, terkait sertifikasi guru.
Sehingga guru bisa menguasai mata pelajaran dan mampu menyampaikan kepada
siswanya. Hal ini tentu sejalan dan didukung kesejahteraan guru yang
diperhatikan secara lebih lagi. Terkait inovasi, Pemerintah harus memihak
kepada ide dalam negeri, sehingga terjadi peningkatan Inovasi dalam negeri.
Inovasi dapat dikerjakan, mengenai biaya, kita cukup dua puluh persen dan itu
selalu bertumbuh dalam segi margin jumlah.
Yang
kita butuhkan hanyalah efisiensi. Kita ingin Lembaga tinggi, institusi
research, kita akan menggabungkan itu semua untuk menghasilkan percepatan
pembangunan. Terima kasih.
SEGMEN
III : PERTANYAAN MODERATOR
Moderator
:
Menyadari
adanya kesenjangan dalam kualitas SDM dan penyebarannya di berbagai daerah
Indonesia, dan daya saing SDM kita yang rendah di pasar global. Bagaimana bapak
mengatasi hal tersebut. Justru SDM berkualitas malah memilih berkarya di luar
Bagaimana Bapak menanggapi ini?
Jusuf
Kalla :
Seperti
kita pahami SDM berbeda karena pendidikan yang berbeda. Kita perlu pemetaan
mengenai pendidikan di daerah yang kurang. Distribusi guru harus diperhatikan
serta kurangnya dorongan supaya rakyat mengikuti pendidikan.
Kita
mengapresiasi gerakan Indonesia mengajar yang dilakukan oleh Bapak Anies, itu
salah satu contoh untuk menangani kesenjangan.
Ada
dua factor yang harus diperhatikan, yakni pendidikan dan ekonomi.
Yang
kedua maaf? (moderator : SDM diluar memilih berkarya di luar).
Kita
memperhatikan dari segi positif mereka menghasilkan devisa yang baik bagi
negara kita. Negatifnya adalah kontribusi mereka menjadi tidak terlalu tinggi.
Kita
harus perhatikan itu terjadi karena mereka merasa dihargai di luar. Tentu kita
harus memperhatikan masalah itu. Untuk SDM boleh bekerja di luar negeri namun
ke depannya itu untuk mencari pengalaman.
Moderator
:
Menyadari
adanya kesenjangan dalam kualitas SDM dan penyebarannya di berbagai daerah
Indonesia, dan daya saing SDM kita yang rendah di pasar global. Bagaimana bapak
mengatasi hal tersebut. Justru SDM berkualitas malah memilih berkarya di luar
Bagaimana Bapak menanggapi ini ?
Hatta
:
Dari
150 juta angkatan kerja kita memang 45 persen masih tamatan SD. Hanya 8 persen
yang tamatan Perguruan tinggi.
Jadi
sebenarnya ini yang harus kita perhatikan. Kita harus meningkatkan tamatan
Perguruan tinggi minimal 40 persen. Bagaimana dengan tamatan SD yang sudah di
lapangan. Maka kita harus meningkatkan training di lapangan.
Kita
harus meningkatkan dan menumbuhkan pusat-pusat pengembangan Sumber-sumber
pertumbuhan baru berbasis produk lokal.
Terhadap
adanya tenaga kerja yang di luar, ada dua pendekatan.
Kita
harus melihat dari satu sisi mengenai strategi pembangunan kita, contoh jika
kita menjual bahan mentah kita tentu para engineer kita akan bekerja di luar,
yang kedua kita memperhatikan contoh di India mereka bekerja di luar tetapi
tujuannya untuk membuka lapangan pekerjaan domestik. Seperti itu yang kita
lakukan.
Moderator :
kita
sadari bahwa Indonesia menjadi pasar produk teknologi bangsa lain. Padahal kita
memiliki ratusan perguruan tinggi, banyak institusi berbasis riset teknologi
dan industry terkait tetapi tidak bersinergi, bagaimana bapak memperhatikan
masalah itu ?
Hatta
:
Kita
harus memperhatikan bahwa regulasi untuk mempermudah para pelaku inovasi, yang
kedua perusahaan harus ditekan untuk memperhatikan riset.
Khusus
masalah banjirnya import, bahwa pemerintah prabowo hatta, mengedepankan seluruh
sumber daya alam kita dikelola berdasarkan value aided.
Pendekatan
Industri untuk mengurangi import dengan triple helix, yakni dunia usaha, dunia
riset, dan dunia pelaku.
Kita
harus focus. Mau tidak mau anggaran yang hanya 0.1 dari GDP kita harus kita
tingkatkan untuk riset yakni minimal 10 trilliun.
Dalam
konteks-konteks tersebut, kita harus memasukkan berbasiskan pada pengembangan
pada IPTEK yang semakin dikembangkan lebih lagi.
Moderator :
kita
sadari bahwa Indonesia menjadi pasar produk teknologi bangsa lain. Padahal kita
memiliki ratusan perguruan tinggi, banyak institusi berbasis riset teknologi
dan industry terkait tetapi tidak bersinergi, bagaimana bapak memperhatikan
masalah itu,.?
Jusuf
Kalla :
Perkembangan
teknologi memang sangat cepat. Contoh IT berkembang seratus persen setiap 18
bulan. Jika kita tidak memperhatikan ini dengan baik kita akan ketinggalan.
Apabila
bangsa lain dalam industri ingin masuk ke Indonesia, harus ada aturan bahwa
bangsa itu harus berkontribusi kepada pelaku industri dalam negeri. Yang kedua
harus ada barrier tariff untuk meningkatkan pemberdayaan pelaku inovasi dalam
negeri.
Terkait
sinergi atas lembaga-lembaga perguruan tinggi dan institusi riset, Kita harus
mengembangkan pemofukasan berbagai Universitas dalam negeri contoh ITB mau
kemana, UGM kemana?, ini harus difokuskan sehingga berkontribusi jelas ke dalam
negeri.
Koordinasi
sangat penting, dengan catatan, dimana setiap ada paten ketika adanya inovasi,
Universitas harus mendapatkan share. Ini akan meningkatkan proses pengembangan
inovasi yang sangat tinggi ke depannya.
Kebijakan
pemerintah harus mengutamakan pemihakan ke dalam pengusaha dan pelaku dalam
negeri. Hanya dengan cara itu kita bisa maju. Terima kasih.
SEGMEN
IV : SALING BERTANYA ANTAR CAWAPRES
Hatta
:
Saya
bertanya yang ringan saja pak, kita banyak mengenal revolusi, dan kita tahu
revolusi adalah suatu proses yang memang sulit dikendalikan dibandingkan
reformasi. Bagaimana dengan revolusi mental, apa sebenarnya yang tidak relevan
lagi values kita contoh pancasila ?
Jusuf
Kalla :
Revolusi
jangan disalah artikan sebagai sebuah pemberontakan. Revolusi adalah bekerja
cepat. Contoh pak capres selalu berkata bocor. Bagaimana kita bisa melakukan
ini? Harus cepat yang revolusi.
Pendidikan
harus cepat dimeratakan, kita tidak menunggu berpuluh tahun, sudah habis
periode. Kita harus kerjasama. Kita harus perhatikan bahwa tidak semua diubah,
namun bagaimana kita bisa bekerja dengan cepat.
Proses
cepat kan namanya revolusi.
Jusuf
Kalla :
Pak
hatta, selalu kita menyebut bonus demografi. Kalau kita tidak hati-hati bahwa
bonus demografi kadang-kadang bisa menjadi bahaya, bagaimana bapak menjadikan
itu bukan sebagai bencana?
Hatta
:
Usia
produktif tidak hanya usianya yang produktif tetapi produktivitasnya juga harus
produktif.
Kita
harus perhatikan total factor productivity, harus kita masukkan dalam agenda
pengembangan ekonomi. Bonus demografi harus dapat meningkatkan pertumbuhan
pendapatan produk Neto bisa lebih dari 10 persen.
Kesenjangan
usia yang muda dari 0-15 , dan yang 60 ke atas harus kita dekati dengan program
social protection, sedang yang produktif, kita harus perhatikan dengan
pendekatan program employment yang ditinggikan.
Hatta
:
Barusan
saya tadi mendengar, Pak JK mengatakan soal sertifikasi guru, tetapi seingat
saya justru itu yang ditolak?
Jusuf
Kalla :
Berbicara
visi, pak hatta bisa membaca semua visi misi kami. Kami tidak menolak itu,
bahkan itu diatur dalam undang-undang.
Tujuan
kita meningkatkan kesejahteraan guru, bahkan presiden pun tidak bisa
membatalkan UU sesukanya. Kita berkomitmen untuk meningkatkan itu semua.
Jusuf
Kalla :
Kita
masih mengirim TKI ke luar dalam jumlah yang banyak, pertanyaannya apakah sudah
bebas dari masalah?, kita perhatikan sangat banyak masalah para pekerja kita di
luar negeri. Bagaimana pendapat Bapak terkait hal ini ?
Hatta
:
Yang
pertama kita harus mendorong pertumbuhan ekonomi kita, mengembangkan usaha
kewirausahaan. Ini akan meningkatkan employment di dalam negeri kita.
Kita
menjadi bangsa yang terhormat, dimana kita tidak hanya mengirim tenaga pekerja
namun tidak pembantu saja, jadi yang ke luar negeri harus yang berskill bukan
pekerja kasar.
Sedangkan
untuk pekerja wanita, kita harus moratorium, karena terlalu banyak masalah yang
mengganggu masalah harkat martabat bangsa kita dengan adanya banyak tindak
kekerasan terhadap wanita.
SEGMEN
V : KORESPONDENSI I ANTAR CAWAPRES
Jusuf
Kalla :
Pak
hatta, setiap debat, pak prabowo berbicara tentang kebocoran negara,
pertanyaannya Apakah bapak ketahui itu ada kebocoran 3 trilliun setiap hari
terjadi?, apakah penyelenggaran pengelolaan sumberdaya sebegitu buruknya?
Hatta
:
Pak
prabowo subianto, tidak mengatakan 1000 trilliun dari apbn, tetapi yang
dimaksud adalah potential lost. Apabila kita hanya pandai menjual bahan mentah,
maka kita tidak akan mendapatkan value added sama sekali. Atau kita menjual
bahan baku batu bara terlalu murah.
Pemerintahan
pak SBY sudah melakukan pengelolaan itu, jadi tidak betul 1000 trilliun dari
APBN. Terima kasih.
Jusuf
Kalla :
Kalau
itu kebocoran tentu tercermin di KPK. Apakah itu terkait dengan mafia minyak,
mafia bibit dan lain sebagainya?
Apa
usaha menyelesaikan itu apabila anda diberi wewenang.
Hatta
:
Pak
JK, apapun yang namanya mafia, adalah tindak kejahatan. Serahkan kepada KPK.
Tetapi kalau yang dimaksud mengapa kita harus impor minyak. Bapak kan tahu
karena bapak bagian pemerintah di Keep 1.
Mengimpor
minyak bukan sebuah kejahatan, namun jika terindikasi tentu harus ditindak.
Hatta
:
Bapak
JK, pertanyaan saya ringan. Orang sering bertanya tentang daya saing kita. Ada
tiga indicator utama yang mempengaruhi daya saing kita. Menurut pak JK apa
indicator. Kita.
Jusuf
Kalla :
Indeks
yang paling mudah adalah kemudahan berusaha. Apabila kita ingin perbaikan di
indeks itu maka harus meningkatkan kemudahan di birokrasi perizinan. Karena
itulah yang paling berat.
Yang
kedua adalah masalah perburuhan, yang harus kita perhatikan.
Hatta
:
Saya
kira apa yang disampaikan tidak sepenuhnya benar. Menurut saya yang paling
penting adalah inovasi. Kesiapan kita mengenai teknologi sangat penting, yang
sangat besar kita perlu perhatikan adalah infrastruktur.
Jusuf
Kalla :
Tadi
memang karena meminta pendapat saya. Dalam pembahasan-pembahasan, infrastruktur
penting, bapak sendiri tidak melakukan itu. Kita mudah bicara akan tetapi bapak
sendiri tidak melakukan. Lampu kita mati terus itu karena tidak ada
pelaksanaan.
Di
mimbar ini kita mudah bicara akan, akan dan akan, namun yang penting adalah
pelaksanaan.
Jusuf
Kalla :
Anda
pernah menristek. Ristek inovasi, dan mengembangkan teknologi. Pada saat
menteri apa inovasi yang pernah bapak lakukan yang membuat kita bahagia dan
perlu dishare.
Hatta
:
Sebelum
inovasi, kita harus letakkan dasar-dasar. Pada tahun 2002 saya siapkan UU
tentang pengembangan IPTEK.
Ini
menjadi dasar bagaimana spending untuk environment triple helix. Kalau Bapak JK
Tanya, pada bidang pangan, banyak sekali yang diaplikasikan di LIPI dan IPB,
ITB di material dan transport di bagian timur.
Di
bidang energi. Tidak boleh lagi membangun pembangkit di bawah 15 mwatt tanpa
adanya persetujuan lembaga tinggi negara. Saya bangga dengan yang sudah saya
lakukan pak JK terima kasih.
Jusuf
Kalla :
Turut
berbangga bahwa hasilnya adalah UU, Bukan Inovasi.
Kalau
inovasi di bibit kok kita malah impor lebih besar terus menerus. Ini malah
tidak ada perkembangan dong.
Tentang
listrik, konstituen memerlukan itu. Terima kasih.
Hatta
:
Pak
JK, memang saya bangga bahwa itu adalah inovasi. Karena inovasi adalah yang
terdifusi dalam sector.
Menyangkut
pangan, bahwa kita masih impor, pak JK kan masih paham karena kita masih
swasembada pangan. Kebutuhan mendasar sudah swasembada, namun ada pembutuhan
kepada negara asing.
Beberapa
hanya terkait dengan pengambilan keputusan insidentil karena dirasa perlu.
Terima kasih.
Hatta
:
Saya
membaca visi misi bapak. Itu memang tidak lagi memperhitungkan atau menolak
Ujian Nasional, bapak adalah promotor utama ujian nasional saat menjabat. Apa
perubahan di diri pak JK, apa yang salah?
Jusuf
Kalla :
Pak
Hatta, Kalau and abaca betul visi misi kami bunyinya adalah akan dievaluasi
kurikulum, dan ujian nasional.
Evaluasi
adalah memperhatikan bobot dan sistem, bukan menghilangkan jangan
disalahartikan.
Kesenjangan
pendidikan di daerah-daerah tidak mungkin diperbaiki kalau tidak ada pemetaan.
Pemetaan hanya bisa dilakukan kalau ada Ujian nasional. Ini dilakukan di semua
negara.
Ini
diperlukan untuk pemetaan dan mengetahui seberapa besar kesenjangan itu,
walaupun tentu perlu ada evaluasi dalam pelaksanaannya
Hatta
:
Apa
yang dievaluasi?, jika dibaca runtun terkait pemerataan. Ujian Nasional terkait
dengan tolok ukur standarisasi. Tentu para pakar pendidikan kita sudah
memperhatikan standar nasional dan standar daerah, Kalau bapak ingin evaluasi
di bagian mana lagi?, Ada tiga kompetisi knowledge, attitude, dan skill. Jangan
jadi kita tidak punya attitude itu.
Bagaimana
yang dievaluasi di sisi apanya?
Jusuf
Kalla :
Saya
ingin memberikan pengalaman dulu, bagaimana mutu pendidikan waktu itu, nilai
kelulusan kita hanya 3.5. Itu sangat rendah, kemudian kita naikkan lagi 5.5 dan
yang tidak lulus hanya satu persen. Itu sangat tinggi.
Itu
juga bisa kita masukkan sebagai evaluasi, karena kita menjadi tahu bagaimana
kondisi pendidikan kita.
SEGMEN
VI : KORESPONDENSI II CAWAPRES
Jusuf
Kalla :
Pak
hatta, kita bicara SDM sudah banyak, Sekarang kita bicara Kelembagaan, kita
punya banyak kelembagaan seperti BPPT, LIPI. Bagaimana kita bisa mensinergikan,
sehingga hasil kelembagaan itu bisa terukur?
Hatta
:
Kita
punya tujuh lembaga di bagah menristek. Misal LIPI banyak melakukan riset
mendasar termasuk di bagian social. BPPT bukan melakukan riset, tetapi menjadi
semacan clearing house.
Pertanyaannya,
kita tidak perlu memaksa tujuh lembaga itu menyamakan kontribusi mereka karena
mereka memiliki kompetisi masing-masing, namun outcomenya. Jangan ada redundant
dibagian penelitian karena adanya keterbatasan.
Jusuf
Kalla :
Yang
saya maksud akuntabilitas harus terukur, sehingga ketika kita ingin
meningkatkan biaya anggaran bisa terukur. Kita merasa lembaga itu belum bisa
menjawab dinamika kebutuhan teknologi kita. Itu yang saya maksud.
Hatta
:
Tentu
saja koordinasi diperlukan, karena itulah mereka di bawah langsung menristek.
Kita setuju memang perlu penajaman.
Koordinasi
terkait anggaran, dan penajaman penelitian perlu dilakukan dan ini ada enam
yang harus diperhatikan.
- Pangan
- Energi
- Transporati
- Pertahanan
- Kesehatan
- Kebumian dan maritim
Saya
setuju koordinasi itu sangat penting terima kasih.
Hatta
:
Pertanyaan
saya sederhana, apa pandangan Pak JK terkait system pendidikan kita saat ini
dan dikaitkan dengan pandangan pak JK dulu yang kurang setuju dengan pendidikan
gratis. Kami menggratiskan biaya pendidikan dari mulai usia dini. Apakah bapak
menilai adanya pendidikan inklusif disitu?
Jusuf
Kalla :
Pendidikan
gratis, sudah terjadi Sesuai konstituen. Mengenai berbeda pendapat itu menjadi
hal lain.
Harus
adanya cross subsidi mengenai kemampuan dan ketidakmampuan. Hal ini untuk
menghindari yang mampu membayar secara inklusif.
Ada
hal yang perlu kita perhatikan dalam pendidikan kita.
Hatta
:
Saya
masih belum mendapatkan jawaban yang pas, pendidikan berkeadilan dan inklusif
adalah hak mendasar dari warga negara sebagaiamana dalam pasal 31 ayat 1 dan 2.
Masalah
yang kaya dan miskin itu tidak menjadi masalah, karena orang kaya sudah
membayar pajak lebih tinggi.
Kalau
perlu kita harus menggratiskan sampai perguruan tinggi.
Jusuf
Kalla :
Saya
ingin tegaskan kita mendorong adanya pendidikan gratis, tapi tentu perlu adanya
kerjasama antar institusi. Contohnya sekolah berfasilitas sangat baik bisa
berkontribusi ke sekolah dengan fasilitas kurang ini akan mengurangi gap.
Terima kasih.
PERNYATAAN
PENUTUP
Hatta
:
Rakyat
Indonesia yang saya cintai, para ibu-ibu, para pedagang asongan, para nelayan,
dan semua rakyat.
Mimpi
kita adalah masa depan yang cerah. Kita harus kerja keras, kita ingin bebas
semua.
Prabowo
Hatta mengedepankan konsep pembangunan sumber daya manusia dan teknologi kita.
Energi kita bisa habis, namun kecerdasan kita harus kita tingkatkan.
Indonesia
bisa maju, menjadi bangsa yang disegani menjadi macan asia.
Jusuf
Kalla :
Sumber
daya manusia dan IPTEK menghasilkan produktivitas yang baik untuk bangsa ini,
itu menjadi tujuan kita memakmurkan bangsa.
Pendidikan
menjadi tanggungjawab kita, tanggung jawab negara, lembaga, terutama keluarga.
Keluarga adalah yang paling utama.
Kedua
adalah ibu-ibu kita sebagai tulang punggung pendidikan utama, harus kita beri
apresiasi utama.
Bagi
kalangan yang disabilitas, harus kita perhatikan secara lebih.
Kita
harus perhatikan semua level kependidikan, PAUD, Perguruan tinggi, harus
diperhatikan semuanya. Anggaran harus besar diberikan untuk hal tersebut.
Teknologi
adalah bagian penting dan harus kita tingkatkan untuk kebesaran negara kita.
Terima kasih.
Siapa
yang lebih baik, berkompeten, siap dan mengerti tentang sumber daya manusia dan
IPTEK?, silahkan dinilai secara objektif. Mari sukseskan Pemilu untuk bangsa
Indonesia yang lebih baik.
SUMBER:
KOMPAS tv