Bagaimana serangan asma bisa mematikan?
Pukul 06.04 WIB hari ini, Indonesia
kembali kehilangan salah satu pelawak kawakan, yaitu Jojon. Pelawak yang
dikenal khas dengan kumis kecilnya yang mirip Hitler itu diketahui meninggal
akibat sakit asma yang dideritanya.
Selama ini asma dikenal sebagai salah satu penyakit kambuhan. Banyak orang yang
berpendapat bahwa penyakit tersebut berbahaya hanya ketika terjadi serangan
asma. Masih tak banyak orang yang menyadari bahwa asma sesungguhnya bisa
mematikan.
Pelawak bernama asli Djuhri Masdjan itu bukan satu-satunya orang yang terbunuh oleh asma. Penelitian mengungkap bahwa setidaknya ada 1.600 orang yang terbunuh oleh asma dalam rentang waktu setahun. Selain itu, ada lebih dari 70.000 orang pasien asma yang juga mengalami keadaan gawat darurat selama setahun, seperti dilansir oleh Daily Mail.
Yang mengejutkan lagi, masih banyak orang yang tak menyadari bahwa mereka memiliki asma. Bahkan penelitian lainnya juga menunjukkan bahwa jumlah anak yang terkena asma semakin meningkat dalam kurun waktu delapan tahun. Mari mengenali asma lebih dekat, sehingga Anda tahu kapan asma bisa membahayakan nyawa.
Apa itu asma?
Asma adalah penyakit yang menyerang paru-paru dan saluran udara yang menghubungkannya. Asma menyebabkan dinding bronchial, saluran udara kecil di paru-paru, membengkak dan memproduksi lendir. Hal ini menyebabkan penderita asma kesulitan bernapas.
Selain itu, otot di bagian luar bronchial juga mengejang dan semakin ketat sehingga membuat udara tak bisa masuk. Bronchial milik penderita asma lebih sensitif dibandingkan dengan orang normal. Ada banyak hal seperti serbuk sari, debu, hingga rasa cemas, yang bisa memicu bronchial untuk bereaksi dan menyebabkan serangan asma.
Apa penyebab asma?
Terdapat beberapa teori yang mengungkap bagaimana seseorang terkena asma. Salah satunya adalah lingkungan rumah yang terlalu bersih. Peneliti berpendapat bahwa sistem kekebalan tubuh bayi perlu ditantang dengan paparan bakteri yang ada di lingkungannya. Jika lingkungan terlalu bersih, sistem kekebalan tubuh tak bisa menjadi dewasa sewajarnya dan bereaksi berlebihan terhadap hal yang menyebabkan alergi.
Sementara itu, teori lainnya mengungkap bahwa peningkatan jumlah penderita asma terjadi karena pengurangan konsumsi antioksidan yang penting seperti vitamin A, C, dan E. Sebuah penelitian di Skotlandia menemukan bahwa anak yang terlalu banyak mengonsumsi lemak dan kurang vitamin berisiko terkena asma enam kali lebih tinggi.
Bagaimana asma bisa menyebabkan kematian?
Kebanyakan kematian yang disebabkan oleh asma adalah hasil dari gejala-gejala yang menumpuk dan semakin parah. Kematian akibat asma yang terjadi tiba-tiba dan mendadak cukup langka. Biasanya hal ini terjadi ketika orang kekurangan oksigen saat mengalami serangan asma.
Seringkali kematian akibat asma disebabkan oleh gejala-gejala yang diabaikan dan semakin parah. Ketika itu terjadi, serangan asma akan muncul dalam skala yang parah dan bisa menyebabkan kematian. Sementara kematian mendadak saat terserang asma biasanya karena serangan tersebut membuat orang tak bisa bernapas dan berujung pada kematian, seperti diungkap oleh Dr Martyn Partridge dari National Asthma Campaign.
Bagaimana mengobatinya?
Selama ini perawatan asma bergantung pada obat. Salah satunya adalah dengan inhaler. Inhaler bisa membuat otot saluran udara menjadi lebih santai dan tenang, sehingga saluran udara bisa membuka. Sementara inhaler yang bersifat pencegahan akan meredakan pembengkakan dan peradangan yang terjadi pada saluran udara.
Sangat penting bagi penderita asma untuk mengetahui apa yang memicu serangan asma bagi mereka. Mencegah terjadinya serangan asma lebih baik daripada harus mengobati ketika serangan asma terjadi. Selain itu, membawa obat asma juga penting jikalau terjadi serangan asma yang mendadak.
Setelah mengetahui informasi di atas, Anda akan menyadari bahwa asma bukan penyakit yang bisa diremehkan. Jangan menunggu hingga terjadi serangan. Perhatikan gejala-gejala asma yang ringan dan segera lakukan langkah perawatan. Gejala asma yang dibiarkan menumpuk bisa memicu serangan yang parah dan mematikan.
Pelawak bernama asli Djuhri Masdjan itu bukan satu-satunya orang yang terbunuh oleh asma. Penelitian mengungkap bahwa setidaknya ada 1.600 orang yang terbunuh oleh asma dalam rentang waktu setahun. Selain itu, ada lebih dari 70.000 orang pasien asma yang juga mengalami keadaan gawat darurat selama setahun, seperti dilansir oleh Daily Mail.
Yang mengejutkan lagi, masih banyak orang yang tak menyadari bahwa mereka memiliki asma. Bahkan penelitian lainnya juga menunjukkan bahwa jumlah anak yang terkena asma semakin meningkat dalam kurun waktu delapan tahun. Mari mengenali asma lebih dekat, sehingga Anda tahu kapan asma bisa membahayakan nyawa.
Apa itu asma?
Asma adalah penyakit yang menyerang paru-paru dan saluran udara yang menghubungkannya. Asma menyebabkan dinding bronchial, saluran udara kecil di paru-paru, membengkak dan memproduksi lendir. Hal ini menyebabkan penderita asma kesulitan bernapas.
Selain itu, otot di bagian luar bronchial juga mengejang dan semakin ketat sehingga membuat udara tak bisa masuk. Bronchial milik penderita asma lebih sensitif dibandingkan dengan orang normal. Ada banyak hal seperti serbuk sari, debu, hingga rasa cemas, yang bisa memicu bronchial untuk bereaksi dan menyebabkan serangan asma.
Apa penyebab asma?
Terdapat beberapa teori yang mengungkap bagaimana seseorang terkena asma. Salah satunya adalah lingkungan rumah yang terlalu bersih. Peneliti berpendapat bahwa sistem kekebalan tubuh bayi perlu ditantang dengan paparan bakteri yang ada di lingkungannya. Jika lingkungan terlalu bersih, sistem kekebalan tubuh tak bisa menjadi dewasa sewajarnya dan bereaksi berlebihan terhadap hal yang menyebabkan alergi.
Sementara itu, teori lainnya mengungkap bahwa peningkatan jumlah penderita asma terjadi karena pengurangan konsumsi antioksidan yang penting seperti vitamin A, C, dan E. Sebuah penelitian di Skotlandia menemukan bahwa anak yang terlalu banyak mengonsumsi lemak dan kurang vitamin berisiko terkena asma enam kali lebih tinggi.
Bagaimana asma bisa menyebabkan kematian?
Kebanyakan kematian yang disebabkan oleh asma adalah hasil dari gejala-gejala yang menumpuk dan semakin parah. Kematian akibat asma yang terjadi tiba-tiba dan mendadak cukup langka. Biasanya hal ini terjadi ketika orang kekurangan oksigen saat mengalami serangan asma.
Seringkali kematian akibat asma disebabkan oleh gejala-gejala yang diabaikan dan semakin parah. Ketika itu terjadi, serangan asma akan muncul dalam skala yang parah dan bisa menyebabkan kematian. Sementara kematian mendadak saat terserang asma biasanya karena serangan tersebut membuat orang tak bisa bernapas dan berujung pada kematian, seperti diungkap oleh Dr Martyn Partridge dari National Asthma Campaign.
Bagaimana mengobatinya?
Selama ini perawatan asma bergantung pada obat. Salah satunya adalah dengan inhaler. Inhaler bisa membuat otot saluran udara menjadi lebih santai dan tenang, sehingga saluran udara bisa membuka. Sementara inhaler yang bersifat pencegahan akan meredakan pembengkakan dan peradangan yang terjadi pada saluran udara.
Sangat penting bagi penderita asma untuk mengetahui apa yang memicu serangan asma bagi mereka. Mencegah terjadinya serangan asma lebih baik daripada harus mengobati ketika serangan asma terjadi. Selain itu, membawa obat asma juga penting jikalau terjadi serangan asma yang mendadak.
Setelah mengetahui informasi di atas, Anda akan menyadari bahwa asma bukan penyakit yang bisa diremehkan. Jangan menunggu hingga terjadi serangan. Perhatikan gejala-gejala asma yang ringan dan segera lakukan langkah perawatan. Gejala asma yang dibiarkan menumpuk bisa memicu serangan yang parah dan mematikan.
No comments:
Post a Comment