Prabowo Ancaman Bagi Perusahaan Amerika Serikat
Adhessy.com, Jakarta - Langkah Ketua
Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai capres tak mendapat
restu dari pihak Amerika Serikat (AS). Itu tercermin dalam pemberitaan New
York Times pada 26 Maret 2014.
Masuknya Prabowo dianggap mengancam
kepentingan AS di Indonesia. Sebab, AS punya banyak perusahaan besar yang ada
di Indonesia.
"Kita tahu bahwa Prabowo ingin
nasionalisasi aset dan tentu itu tidak membuat nyaman AS. Saya kira AS khawatir
sama Prabowo makanya tidak merestui," ujar Direktur Eksekutif Political
Communication Institute (Polcomm), Heri Budianto pada hari Rabu (2/4/2014).
Menurutnya, munculnya pemberitaan
soal AS tidak merestui Prabowo sebagai capres membuktikan campur tangan pihak
asing khususnya AS, sangat kuat terhadap hasil Pilpres 2014.
Dengan adanya penolakan pihak AS
tersebut, Heri yakin memberi berpengaruh terhadap langkah Prabowo di Pilpres
2014 ini.
"Tak direstui Prabowo jadi
capres buktikan pengaruh AS di Indonesia kuat. Saya melihat apa yang
diberitakan New York Times tersebut sebagai bentuk pengaruh yang kuat
dari AS," jelas pengajar di Fisip Universias Mercu Buana ini.
Heri mengatakan, alasan AS tidak
merestui Prabowo sebagai capres dikarenakan sikap dan karakteristiknya yang
keras, tanpa kompromi. Ini jelas bertentangan dengan kepentingan AS di
Indonesia.
"Itu bisa jadi sebagai alasan
asing untuk menghambat, sebab Prabowo memiliki sikap tegas soal asing,"
katanya.
Sebelumnya, harian New York Times
memberitakan soal penolakan Amerika Serikat (AS) terhadap Prabowo Subianto
apabila menjadi presiden. AS sangat keberatan apabila Prabowo nantinya menjadi
orang nomor satu di Indonesia.
"Prabowo yang lulus dari
program pelatihan militer Amerika pada tahun 1980 dan merupakan pengagum Amerika
Serikat telah selama bertahun-tahun membuat jelas bahwa ia ingin bertemu dengan
para pejabat Amerika tingkat tinggi . Sejauh ini, Amerika Serikat telah
keberatan," tulis salah satu jurnalis Joe Cochrane di New York Times, 26
Maret 2014. (toy4a)
No comments:
Post a Comment