Serangan kepada capres Partai Gerindra Prabowo Subianto makin gencar menjelang pencoblosan 9 April 2014.
Dugaan Pelanggaran HAM
Dugaan Pelanggaran HAM
Isu pelanggaran HAM melekat kepada
Prabowo Subianto, meski sudah dibantah.
Isu itu kembali muncul setelah harian New York Times memberitakan penolakan Amerika Serikat (AS) terhadap Prabowo apabila menjadi presiden.
Pencalonan Prabowo mengundang kekhawatiran dari pegiat HAM dalam negeri dan internasional karena sebelumnya Komnas HAM Indonesia pernah merekomendasikan Prabowo untuk disidang terkait penculikan aktivis prodemokrasi di akhir 1990-an.
"Prabowo yang lulus dari program pelatihan militer Amerika pada tahun 1980 dan merupakan pengagum Amerika Serikat telah selama bertahun-tahun membuat jelas bahwa ia ingin bertemu dengan para pejabat Amerika tingkat tinggi. Sejauh ini," tulis salah satu jurnalis Joe Cochrane di New York Times, 26 Maret 2014.
Isu itu kembali muncul setelah harian New York Times memberitakan penolakan Amerika Serikat (AS) terhadap Prabowo apabila menjadi presiden.
Pencalonan Prabowo mengundang kekhawatiran dari pegiat HAM dalam negeri dan internasional karena sebelumnya Komnas HAM Indonesia pernah merekomendasikan Prabowo untuk disidang terkait penculikan aktivis prodemokrasi di akhir 1990-an.
"Prabowo yang lulus dari program pelatihan militer Amerika pada tahun 1980 dan merupakan pengagum Amerika Serikat telah selama bertahun-tahun membuat jelas bahwa ia ingin bertemu dengan para pejabat Amerika tingkat tinggi. Sejauh ini," tulis salah satu jurnalis Joe Cochrane di New York Times, 26 Maret 2014.
Gerindra selaku partai pendukung
Prabowo tidak menanggapi serius penolakan dari Amerika Serikat terhadap
pencapresan Prabowo.
Ketua Umum Partai Gerindra Suhardi mengatakan isu yang sama juga pernah terjadi saat Prabowo maju sebagai cawapres pada 2009. Isu penolakan tersebut diiringi dengan isu soal kasus pelanggaran HAM.
"Isu itu selalu dimunculkan, ketika 2009 isu itu juga ada. Padahal di pengadilan tidak terbukti apa-apa (soal pelanggaran HAM)," ujar Suhardi
Gerindra tidak akan menggubris penolakan Prabowo dari AS. Sebab aturan di Indonesia tidak mempermasalahkan soal pencapresan tersebut.
"KPU juga telah meloloskan Prabowo sebagai cawapres. Penolakan AS itu tidak ada pengaruhnya," tegasnya.
Ketua Umum Partai Gerindra Suhardi mengatakan isu yang sama juga pernah terjadi saat Prabowo maju sebagai cawapres pada 2009. Isu penolakan tersebut diiringi dengan isu soal kasus pelanggaran HAM.
"Isu itu selalu dimunculkan, ketika 2009 isu itu juga ada. Padahal di pengadilan tidak terbukti apa-apa (soal pelanggaran HAM)," ujar Suhardi
Gerindra tidak akan menggubris penolakan Prabowo dari AS. Sebab aturan di Indonesia tidak mempermasalahkan soal pencapresan tersebut.
"KPU juga telah meloloskan Prabowo sebagai cawapres. Penolakan AS itu tidak ada pengaruhnya," tegasnya.
Temperamental
Prabowo Subianto sering kali disebut temperamental. Beberapa pengamat
menilai Prabowo emosional dalam memberikan pernyataan.
Indonesia dianggap membutuhkan pemimpin yang tidak emosional ke depan.
Indonesia yang majemuk butuh kesabaran pemimpin dalam mengemong rakyatnya.
Pengamat lain juga berpendapat pernyataan Prabowo belakangan ini masih dalam batas
kewajaran.
Prabowo hanya menyampaikan fakta-fakta yang lumrah terjadi dalam kontestasi
politik. Dalam demokrasi modern, membedah rekam jejak lawan politik adalah hal
yang lumrah.
Apa yang dilakukan Prabowo dalam pernyataannya di hadapan publik justru
merupakan pendidikan politik yang baik untuk mencerdaskan bangsa.
Capres Partai Gerindra itu justru mengingatkan publik untuk tidak salah pilih
lagi dalam Pilpres 2014 nanti.
Gaya Borjuis
Banyak yang sudah tahu Prabowo gemar berkuda. Ketika maju sebagai cawapres
pada Pemilu 2009, ia melaporkan 84 ekor kuda ke Komisi Pemberantasan Korupsi.
Dari 84 ekor, beberapa di antaranya terdapat jenis kuda Lusiano yang biasa
dipakai untuk sirkus. Harganya selangit, miliaran rupiah.
Jenis kuda tersebut (kategori Equestrian) tidak hanya mampu berlari kencang dan
melompati halang rintang. Lusiano bisa melakukan gaya hormat seekor kuda,
duduk, dan gerakan akrobatik lainnya.
Kuda-kuda yang memiliki keistimewaan butuh perawatan khusus. Kandang dibuat di
dekat vila milik Prabowo di Hambalang, Bogor, Jawa Barat. Dokter hewan pun didatangkan
dari luar negeri.
Kuda-kuda itu menjadi bahan kritik Juru Bicara Tim Kampanye SBY-Boediono, Rizal
Mallarangeng. Prabowo yang gencar bicara ekonomi kerakyatan hobi olahraga para
bangsawan Inggris.
Bayangkan berapa biaya yang dikeluarkan Prabowo untuk memelihara kuda-kudanya.
Makanan yang diasup tergantung jenis kuda, belum lagi vitamin dan obat-obatan
yang diberikan secara berkala.
Olahraga polo berkuda yang merupakan olahraga para bangsawan Inggris. Jadi
masak sih orang yang berolahraga seperti itu bicara ekonomi kerakyatan,"
sindir Rizal ketika itu.
Dekat dengan Preman
Prabowo Subinato dikenal memiliki hubungan dekat dengan Hercules.
Hercules memimpin ormas Gerakan Rakyat Indonesia Baru (GRIB), sebuah organisasi
yang mendukung Prabowo sebagai capres.
Organisasi GRIB dipercaya mempunyai banyak massa ehingga bisa mempengaruhi
perolehan suara Gerindra.
Tidak heran bila ada yang mengaitkan penangkapan Hercules, beberapa waktu lalu,
sebagai bagian untuk melemahkan pencapresan Prabowo.
Prabowo pernah angkat bicara soal kasus premanisme yang menjerat Hercules. Ia
menyerahkan sepenuhnya ke penegak hukum.
"Saya tahunya beliau pejuang Timor Timur (sekarang Timor Leste) setia sama
NKRI. Memang bahwa ada imej dia berandalan. Tapi beliau kan janji mau perbaiki
diri. Kalau dia ada kesalahan ya hadapilah proses hukum," jelas Prabowo.
Maklumlah, isu-isu miring itulah yang akan membuat Pak Prabowo semakin
dicintai pengikut-pengikutnya, dan sebagai tandanya Pak Prabowo akan menjadi
Orang Nomor 1 di Negeri ini…
No comments:
Post a Comment